Laman

Rabu, 26 Desember 2012

Pertumbuhan dan Perkembangan


MATERI DAN METODE
Praktikum Biologi mengenai Pertumbuhan dan Perkembangan ini dilaksanakan pada hari Senin, 5 November 2012 pukul 07.00-09.00 WIB di Laboratorium Fisiologi dan Biokimia Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang.

1.1.      Materi
Dalam praktikum pertumbuhan dan perkembangan kali ini menggunakan beberapa bahan seperti media tanaman ( tanah yang gembur ), tanaman jagung (Zea mays) dan kacang tanah (Arachis hipogea) yang berumur 2 minggu, 3 minggu, 4 minggu dan 3 minggu serta kapas yang digunakan sebagai media tanam. Serta alat – alat yang digunakan yaitu pot yang digunakan untuk meletakkan media penanaman, penggaris untuk mengukur panjang tanaman, jangka sorong untuk mengukut diameter tanaman, dan alat tulis untuk menulis hasil pengamatan.

3.2.      Metode
Sebelum melakukan praktikum pertumbuhan dan perkembangan, pertama mengisi pot dengan 3 biji jagung dan kacang tanah, pada 2 buah pot yang berbeda. Melakukan percobaan pertama dengan jeda 1 minggu untuk satu kali penananaman pada 2 pot yang berbeda, melakukan langkaha tersebut sebanyak 4 kali. Sehingga, menghasilkan tanaman jagung dan kacang tanah yang berumur 2 minggu, 3 minggu, 4 minggu dan 5 minggu. Pada minggu ke enam , membongkar dan membersihkan kapas yang menempel pada masing – masing tanaman. Setelah itu, mengamati tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, panjang tanaman dan panjang akar kemudian menggambar pertumbuhan tanaman dengan menggunakan grafik.


BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1       Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Jagung (Zea mays)
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui pertumbuhan dan perkembangan  tanaman jagung sebagai berikut:


Sumber : Data Primer Praktikum Biologi, 2012.
Ilustrasi 20. Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Jagung.

Tabel 1. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tanaman Jagung (Zea mays)
Jenis Tanaman
Umur tanaman (minggu)
Tinggi tanaman
(cm)
Panjang tanaman
(cm)
Jumlah daun
(helai)
Panjang akar
(cm)
Diameter batang
(cm)
Zea mays
2
8,5
70,5
2
12
0,015
3
37,5
68
3
30,5
0,020
4
38
83
4
45
0,024

5
45
94
4
49
0,026
Sumber : Data Primer Praktikum Biologi, 2012.

Sumber : Data Primer Praktikum Biologi, 2012.
Ilustrasi 21. Grafik Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Jagung
Berdasarkan hasil pengamatan praktikum pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman jagung didapatkan pada setiap minggunya mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini dapat dilihat melalui grafik pertumbuhan dan perkembangan jagung yang kurvanya selalu naik pada bagian jumlah daun, tinggi tanaman, panjang tanaman, panjang akar dan diameter batang yang menandakan tanaman jagung mengalami pertumbuhan tiap minggunya. Hal ini sesuai dengan pendapat Guritno (2005) bahwa pertumbuhan merupakan proses pertambahan volume dan jumlah sel yang mengakibatkan bertambah besarnya organisme. Tabel diatas menunjukkan bahwa tanaman jagung sedang mengalami pertumbuhan pada umur 2-4 minggu, dimana tanaman jagung mengamali pertumbuhan dan perkembangan yang cukup signifikan pada periode tersebut yang disebut periode lamban. Periode lamban yaitu dimana tanaman sedang mempersiapkan diri untuk tumbuh dengan ciri adanya sedikit pertumbuhan.. Ini berarti bahwa laju pertumbuhan awalnya lambat kemudian meningkat terus. Hal ini sesuai dengan pendapat Kimball (1998) bahwa dalam periode ini, organisme sedang mempersiapkan diri untuk tumbuh.
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung akan lebih optimal apabila tumbuh pada media yang banyak menyediakan nutrisi dan sinar matahari yang cukup. Hal ini sesuai dengan pendapat Amien (1994) bahwa nutrisi, air, dan cahaya merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

2.2.      Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Kacang Tanah (Arachis hipogea)
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui pertumbuhan dan perkembangan  tanaman kacang tanah sebagai berikut :



Sumber : Data Primer Praktikum Biologi, 2012.
Ilustrasi 22. Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Kacang Tanah.
  

Tabel 2. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tanaman Kacang Tanah (Arachis hipogea)

Jenis Tanaman
Umur tanaman (minggu)
Tinggi tanaman
(cm)
Panjang tanaman
(cm)
Jumlah daun
(helai)
Panjang akar
(cm)
Diameter batang
(cm)
Arachis hipogea
2
7
14
10
7
0,035
3
24
33,5
24
9,5
0,026
4
37
40,5
24
3,5
0,030

5
38
43
24
5
0,033

Sumber : Data Primer Praktikum Biologi, 2012.
Sumber : Data Primer Praktikum Biologi, 2012.
Ilustrasi 23. Grafik Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Kacang Tanah.
            Berdasarkan hasil pengamatan, pada tanaman kacang tanah pada setiap minggunya mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini dapat dilihat melalui pengamatan pertumbuhan jumlah daun, panjang akar, panjang tanaman, tinggi tanaman dan diameter batang yang diilustrasikan melalui grafik yang kurvanya rata-rata mengalami kenaikan . Hal ini sesuai dengan pendapat Guritno (2005)  bahwa pertumbuhan adalah proses kehidupan tanaman yang mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan ukuran, bentuk, dan jumlah pada kondisi tertentu dan dipengaruhi faktor luar. Sesuai data yang ada di tabel 2, pertumbuhan tanaman kacang tanah sedang mengalami pertumbuhan pada periode lamban pada umur 2-4 minggu. Periode lamban mempunyai ciri adanya sedikit pertumbuhan, organism ini sedang mempersiapkan diri untuk tumbuh. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Kimball (1998) bahwa periode lamban mempunyai ciri sedikit pertumbuhan atau tidak ada pertumbuhan yang sebenarnya.
. Grafik mengalami kenaikan pada semua bagian, meliputi panjang tanaman, tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang, kecuali pada bagian panjang akar yang mengalami penurunan, kondisi ini di pengaruhi oleh factor air yang tersedia pada media tanam. Tanaman yang kekurangan air akan mengakibatkan akar tumbuh pendek dan banyak. Hal ini sesuai dengan pendapat Guritno (2005) yang menyatakan bahwa tanaman yang tumbuh kekurangan air membentuk akar lebih banyak dengan hasil yang lebih rendah dari tanaman yang kekurangan air membentuk akar lebih banyak dengan hasil yang lebih rendah dari tanaman yang tumbuh dalam keadaan cukup air.
Perubahan ukuran pada tanaman tersebut disebabkan oleh faktor luar yakni nutrisi, air dan cahaya. Air selain mempengaruhi pertumbuhan akar, jika tidak ada air tumbuhan tersebut akan mati atau tidak tumbuh. Cahaya berpengaruh pada pertumbuhan, sesuai pernyataan Guritno (2005) bahwa yang tumbuh ditempat gelap akan lebih tinggi daripada tanaman yang terkena cahaya.

BAB III
KESIMPULAN
3.1.                        Kesimpulan
Dari praktikum pertumbuhan dan perkembangan dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan adalah proses pertambahan volume dan jumlah sel yang menyebabkan bertambah besarnya ukuran organisme. Perkembangan adalah proses menuju keadaan yang lebih dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor luar dan faktor dalam. Faktor dalam diantaranya adalah faktor hormon dan faktor gen, sedangkan faktor luar adalah faktor dari luar yaitu nutrisi, air, dan cahaya. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung lebih cepat dari pada tanaman kacang tanah. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor – faktor hormon, nutrien dan air, serta cahaya.
3.2.      Saran
            Praktikum Pertumbuhan dan Perkembangan mendapatkan beberapa kendala antara lain pertumbuhan tanaman yang kurang maksimal, media tanam dan waktu penanaman antar kelompok yang berbeda. Diharapkan praktikum selanjutnya dapat berjalan dengan waktu yang lebih efektif dan efisien serta menjelaskan materi maupun metode praktikum secara lebih jelas pada saat awal asistensi.


DAFTAR PUSTAKA
Amien, M. 1994. Bologi jilid 2. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Jakarta.

Guritno. 2005. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Universitas Gadjah Mada Press. Yogyakarta.

Kimball, J.W. 1998. Biologi Jilid 2. Erlangga. Jakarta



PROTEIN


A.    PRINSIP
Protein adalah senyawa organik yang molekulnya sangat besar dan susunannya sangat kompleks serta merupakan polimer dari alfa asam-asam amino. Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C,H,O dan N yang tidak dimilki oleh lemak atau karbohidrat. Protein tersususn atas rangkaian asam amino yang terikat satu sama lain melalui ikatan peptida. Molekul protein juga mengandung fosfor, be;erang dan ada jenis protein yang mengandung unsur logam seperti besi atau tembaga.
Praktikum protein bertjuan untuk mengetahui bebrapa sifat umum maupun khusus dari protein dengan cara Uji Biuret dengan mencampurkan sampel dengan NaOH 10 % dan Cu SO4 0,5%. Presipitasi dengan larutan garam logam berat (putih telur dan susu) dengan mencampurkan sampel dengan FeCl3, CuSO4 dan HgCl2.

B.     TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan dari praktikum protein adalah untuk mengetahui beberapa sifat umum maupun khusus dari protein. Sedangkan manfaat dari praktikum protein adalah agar praktikum lebih mengetahui lebih dekat mengenai protein mulai dari sifat umum sampai ke sifat khusus dari protein.
C.    MATERI DAN METODE
C.1. Materi
Praktikum kimia dasar dengan materi karbohidrat dilakukan pada hari Minggu tanggal 19 November 2012 pukul 11.00-13.00 di Laboratorium Fisiologi dan Biokimia Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang.
Alat yang digunakan dalam praktikum protein adalah tabung reaksi yang digunakan untuk mereaksikan pereaksi dengan larutan, pipet tetes yang digunakan untk mengambil larutan. Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum protein adalah putih telur, susu, FeCl3, CuSO4 0,5%, HgCl2, pekat, NaOH 10%.
C.2. Metode
C.2.1. Uji Biuret
Metode pertama pratikum protein uji biuret yaitu dengan langkah antara lain yaitu menyiapkan tabung reaksi, mencampurkan 2 ml albumin telur dengan 2 ml NaOH 10% dalam tabung reaksi, menambahkan dengan tepat 2 tetes larutan CuSO4 0,5% dan aduk sempurna. Reaksi positif jika terbentuk warna merah muda atau ungu. Ulangi langkah kerja ini terhadap gelatin dan asam glutamat.
C.2.2. Presipitasi dengan Larutan Garam Logam Berat
Metode kedua pratikum protein presipitasi dengan larutan garam logam berat yaitu dengan langkah antara lain yaitu menyediakan empat tabung reaksi yang bersih, dan isilah masing – masing dengan larutan putih telur encer, menambahkan 15 tetes larutan FeCl3 dalam tabung pertama, menambahkan 15 tetes larutan CuSO4 dalam tabung kedua, menambahkan 15 tetes larutan HgCl2 dalam tabung ketiga, dan menambahkan 15 tetes larutan PbCOOH dalam tabung keempat, mengamati dan membandingkan warna endapan yang terbentuk, dan catat pada lembar pengamatan. Ulangi langkah kerja ini dengan menggunakan larutan protein susu, sebagai pengganti larutan putih telur.

D.    PEMBAHASAN
D.1. Uji Biuret
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, hasil yang didapat dari praktikum adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Pengukuran Uji Biuret
Sampel
Reaksi (+/-)
Keterangan
Putih telur
Susu
+
+
Terbentuk warna ungu tua
Terbentuk warna ungu muda
Sumber: Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2012.
Uji Biret umumnya dilakukan untuk mengetahui banyak sedikitnya ikatan peptida dalam molekul protein yang diamati. Biuret yng digunakan adalah NaOH 10% dan CuSO4 0,5%. Berdasarkan praktikum Uji Biuret diperoleh hasil bahwa sampel yang ditambah NaOH 10% dan CuSO4 0,5% menghasilkan warna ungu. Perubahan warna membuktikan bahwa terjadi reaksi positif. Hal ini sesuai pendapat Poedjiaji (1994) bahwa, larutan reaksi positif terhadap Uji Biuret. Pendapat ini diperkuat oleh Bintang (2010) bahwa, warna kompleks ungu menunjukan adanya protein.
Hasil ini menunjukan bahwa asam amino dari rantai protein bereaksi dengan Cu2+ dari CuSO4 membentk garam, kemudian dengan penambahan NaOH menyebabkan reaksi bertambah cepat. Hal ini sesuai pendapat bintang (2010) bahwa, ion Cu2+ dari Pereaksi biuret dalam suasana basa akan beraksi dengan polipeptida atau ikatan-ikatan peptida yang menyususn protein dan membentuk senyaa kompleks berwarna ungu.

D.2.1. Presipitasi dengan Larutan Garam Logam Berat (Putih Telur)

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, hasil yang didapat
dari praktikum adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Hasil Pengukuran Uji Presipitasi dengan Larutan Garam Logam Berat (Putih Telur)
Sampel
Reaksi (+/-)
Keterangan
FeCl3
CuSO4
HgCl2
+
+
+
Bening menjadi orange, mengendap, menggumpal
Bening menjadi biru, mengendap, menggumpal
Bening menjadi putih keruh, mengendap, menggumpal
Sumber: Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2012.
Berdasarkan Praktikum Uji presipitasi dengan larutan garam logam berat (putih telur) diperolrh hasil bahwa menghasilkan reaksi positif dengan terbentuknya endapan pada semua sampel. Ketika putih telur ditambah dengan larutan FeCl3 terbentuk endapan orange. Ketiak putih telur ditambah dengan larutan CuSO4 terbentuk endapan berwarna biru. Ketika putih telur ditambah HgCl2 terbentuk endapan putih keruh. Hal ini sesuai pendapat Sastrohamidjojo (2005) bahwa, protein diendapkan atau mengalami “salted out” dari larutannya bila ditambah dengan garam-garam anorganik (Na2SO4, NaCl) dan juga dengan menggunakan zat-zat organik yang larut dalam air (alkohol,aseton). Pendapat ini diperkuat oleh Iswari dan Ari (2007) bahwa, protein tidak stabil terhadap beberapa faktor seperti pH, radiasi, temperatur, medium pelarut organik (alkohol atau aseton) dan deterjen yang mengakibatkan protein mengalami denaturasi.

D.2.2. Presipitasi dengan Larutan Garam Logam Berat ( susu)

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, hasil yang didapat
dari praktikum adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Hasil Pengukuran Uji Presipitasi dengan Larutan Garam Logam Berat (Protein Susu)
Sampel
Reaksi (+/-)
Keterangan
FeCl3
CuSO4
HCl2
+
+
+
Putih menjadi putih keruh, ada sedikit endapan
Putih menjadi kebiruan, ada sedikit endapan
Putih menjadi putih keruh, ada sedikit endapan
Sumber: Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2012.
Berdasarkan Praktikum Uji presipitasi dengan larutan garam logam berat (susu) diperolrh hasil bahwa menghasilkan reaksi positif dengan terbentuknya endapan pada semua sampel. Ketika susu ditambah dengan larutan FeCl3 terbentuk endapan putih keruh. Ketika susu ditambah dengan larutan CuSO4 terbentuk endapan kebiruan. Ketika putih susu ditambah HgCl2 terbentuk endapan putih. Hal ini sesuai pendapat Sastrohamidjojo (2005) bahwa, protein diendapkan atau mengalami “salted out” dari larutannya bila ditambah dengan garam-garam anorganik (Na2SO4, NaCl) dan juga dengan menggunakan zat-zat organik yang larut dalam air (alkohol,aseton). Pendapat ini diperkuat oleh Iswari dan Ari (2007) bahwa, protein tidak stabil terhadap beberapa faktor seperti pH, radiasi, temperatur, medium pelarut organik (alkohol atau aseton) dan deterjen yang mengakibatkan protein mengalami denaturasi.

E.     KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan bahwa pada Uji Biuret sampel menghasilkan raksi positif dengan terbentuknya warna ungu yang membuktikan bahwa sampel yang digunakan mempunyai banyak ikatan peptida. Pada Uji Presipitasi dengan larutan garam logam berat (Putih Telur dan Susu) menghasilkan bahwa semua sampel menghasilkan reaksi positif dengan terbentuknya endapan.

F.     DAFTAR PUSTAKA
                Bintang, M. 2010 Biokimia Teknik Penelitian. Erlangga:Jakarta
                Iswari, R.S. dan ari Y. 2007. Biokimia. Graha Ilmu:Jakarta
                Poedjiaji, A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Universitas Indonesia Press:Jakarta
                Sastrohamidjojo, H. 2005. Kimia Organik Stereokimia, Karbohidrat, Lemak dan Protein. Gadjah Mada                                Press:Yogyakarta

LEMAK


A.    PRINSIP
Lemak adalah sekelompok ikatan organik yang tersusun atas unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H) dan Oksigen (O) yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat pelarut tertentu.
Praktikum lemak bertujuan untuk mengetahui beberapa sifat umum maupun khusus dari lemak dengan cara uji fisik, kelarutan dan emulsi. Uji Fisik dengan cara mengamati kekentalan, bau, dan fisik. Sedangkan Uji Kelarutan dengan cara mencampurkan minyak kelapa, mentega, margarin dengan pelarut air, Na2CO3. Alkohol, eter dan chloroform. Sedangkan pada Uji Emulsi mencampurkan minyak kelapa. Mentega, margarin dengan pelarut air. Na2CO3 ditambah air dan air sabun ditambah air.

B.     TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan dari praktikum lemak adalah untuk mengetahui beberapa sifat umum dan sifat khusus dari lemak. Sedangkan manfaat dari praktikum ini adalah agar praktikan lebih mengetahui lebih dekat mengenai protein mulai dari sifat umum sampai ke sifat khusus dari lemak.

C.    MATERI DAN METODE
C.1. Materi
Praktikum kimia dasar dengan materi karbohidrat dilakukan pada hari Minggu tanggal 19 November 2012 pukul 11.00-13.00 di Laboratorium Fisiologi dan Biokimia Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang.
Alat yang digunakan dalam paktikum lemak adalah tabung reaksi yang digunakan untuk mereaksikan larutan, pipet tetes untuk mengambil larutan dan lidi untuk mengambil mentega dan margarin. Sedangkan bahan yang digunakan adalah minyak kelapa, lemak (gajeh), mentega, margarin, Na2CO3, alkohol, eter, chloroform, air sabun.

C.2. Metode
C.2.1. Uji Sifat Fisik, Kekentalan dan Bau
Menyediakan minyak kelapa dan gajeh sebagai sampel, kemudian mengamati kekentalan, bau dan sifat fisik pada minyak kelapa dan gajeh. Kemudian mencatat hasil pengamatan.
C.2.2. Uji Kelarutan
Metode pada percobaan ini dilakukan dengan cara  menyediakan lima tabung reaksi yang masing-masing telah diiskan air, Na2CO3, alkohol, eter dan kloroform sebanyak 10 tetes secara urut. Menambahkan Minyak Kelapa sebanyak 10 tetes pada tiap tabung. Kemudian menggojognya sampai tercampur dan biarkan beberapa menit kemudian mengamati apa yang terjadi. Mengulangi percobaan tersebut dengan menggunakan mentega dan margarin. Kemudian mengamati hasilnya. Mengulangi percobaan dengan mentega dan margarine.
C.2.3. Uji Emulsi
Metode pada percobaan ini dilakukan dengan cara menyediakan tiga tabung reaksi. Tabung I berisi 2 ml air dan 1 tetes minyak kelapa. Tabung II berisi 2 ml air, 1 tetes minyak dan 1 tetes Na2CO3. Tabung III berisi 2 ml air, 1 tetes minyak kelapa dan 1 tetes air sabun. Menggojog sampai tercampur dan mengamati hasilnya. Mengulangi percobaan dengan mentega dan margarine.

D.    PEMBAHASAN
D.1. Uji Sifat Fisik, Kekentalan dan Bau
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, diperoleh sebagai berikut
Tabel 1. Hasil Pengukuran Sifat Fisik, Kekentalan dan Bau
Sampel
Kekentalan
Bau
Sifat fisik
Minyak kelapa
Encer
Tengik
Kekuningan, cair
Lemak (gajih)
Kental
Amis
Bergelambir, padat
Sumber: Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2012.
Berdasarkan praktikum uji sifat fisik, kekentalan, bau mengenai siifat lemak diperoleh hasil bahwa minyak kelapa memiliki tingkat kekentalan yang sedang, mempunyai bau yang tengik dan sifat fisik yang kekuningan dan cair. Sedangkan lemak(gajeh) mempnyai tingkat kekentalan yang sangat kental, mempunyai bau yang amis dan sifat fisik yang padat dan berwarna putih keruh. Hal ini membuktikan bahwa tiap lemak memiliki sifat fisik yang berbeda baik kekentalan, baunya, tetapi memiliki struktur organik dasar yang sama. Hal ini sesuai pendapat Hawab (2003) bahwa, lemak dan minyak hanya berbeda wujud, tetapi zatnya sama. Pendapat ini diperkuat oleh Hart et al (2003) bahwa meskipun lemak berwujud padat dan minyak berwujud cair, keduanya memiliki struktur organik dasar yang sama.

D.2. Uji Kelarutan

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 2. Hasil Pengukuran Uji Kelarutan Lemak (Minyak, Margarin dan Mentega)
Pelarut
Minyak
Margarin
Mentega
H2O
Na2CO3
Alkohol
Eter
Kloroform
Tidak larut
Tidak larut
Tidak larut
Larut
Larut
Tidak larut
Tidak larut
Tidak larut
Larut
Larut
Tidak larut
Tidak larut
Tidak larut
Larut
Larut
Sumber: Data Primer Praktikum Dasar, 2012.
Berdasarkan praktikum uji kelarutan mengenai sifat lemak diperoleh hasil bahwa minyak kelapa, mentega, margarin tidak larut dalam pelarut air, Na2CO3 dan alkohol,  sedangkan pada pelarut eter dan chloroform minyak kelapa, mentega dan margarin larut, karena lemak larut dalam larutan non polar. Hal ini sesuai pendapat Bintang (2010) bahwa, lipid tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik seperti aseton, chloroform, eter dan benzena. Pendapat ini diperkuat oleh Hart et al (2003) bahwa lipid tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik non polar seperti eter.



D.3. Uji Emulsi

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 3. Hasil Pengukuran Uji Emulsi Lemak (Minyak, Margarin dan Mentega)
Pelarut
Minyak
Margarin
Mentega
Air
Na2CO3+ air
Air sabun + air
Tidak emulsi
Emulsi
Emulsi tidak sempurna
Tidak emulsi
Emulsi
Emulsi
Tidak emulsi
Emulsi
Emulsi
Sumber: Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2012.

Berdasarkan praktikum uji emlsi mengenai sifat lemak diperoleh bahwa mentega tidak terjadi emulsi dengan pelarut air, sedangkan pada pelarut Na2CO3 ditambah air dan pelarut air sabun ditambah air terjadi emulsi. Pada minyak kelapa tidak terjadi emulsi dengan pelarut air, sedangkan pada pelarut Na2CO3 ditambah air dan pelarut air sabun ditambah air terjadi emulsi. Pada margarin tidak terjadi emulsi dengan pelarut air, sedangkan pada pelarut Na2CO3 ditambah air dan pelarut air sabun ditambah iar terjadi emulsi. Hal ini sesuai pendapat Hart et al (2003) bahwa apabila pada suatu bahan yang du ujikan terdapat lemak maka akan mengalami emulsi dengan sempurna yang ditunjukan dengan adanya endapan (emulsi). Poedjiadi (1994) menambahkan bahwa sabun dignakan sebagai bahan penbersih kotoran terutama kotoran yang bersifat lemak atau minyak karena sabun dapat mengemulsikan lemak atau minyak.

E.     KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan bahwa pada uji sifat fisik pada lemak menghasilkan bahwa minyak kelapa mempunyai kekentalan agak cair, bau tengik, dan bersifat fisik cair dan kekuningan. Sedangkan pada lemak (gajeh) mempunyai kekentalan sangat kental, bau amis dan bersifat padat. Pada uji kelarutan minyak kelapa, mentega, margarin tidak larut dalam air, Na2CO3, alkohol dan lart dalam eter dan chloroform. Pada uji emulsi mentega, margarin, minyak kelapa tidak membentuk emulsi pada larutan cair dan membentuk emulsi pada pelert Na2CO3 ditambah air dan air sabun ditambah air.

F.     DAFTAR PUSTAKA
Bintang, M. 2010. Biokimia Teknik Penelitian. Erlangga:Jakarta
Hart, H, L.E. Craine, D.J. Hart.2003. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat. Erlangga:Jakarta

Hawab,H.M. 2003. Pengantar Biokimia. Bayumedia Publishing:Malang
Poedjiadi, A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Universitas Indonesia Press:Jakarta