Laman

Rabu, 26 Desember 2012

KARBOHIDRAT


A.    PRINSIP
Karbohidrat merupakan sumber energi utama yang diperlukan oleh tubuh manusia. Karbohidrat merupakan polihidroksi aldehid/keton yang mempunyai rumus umum Cn(H2O)m. Karbohidrat mumnya digolongkan menjadi mono sakarida, diskarida, oligosakarida dan polisakarida.
Monosakarida merupakan karbohidrat yang mempunyai molekul paling sederhana dan tidak bisa dihidrolisis serta mdah larut dalam air. Disakarida merupakan dua satuan monosakarida. Pada hidrolisis disakarida akan terbentk komponen-komponen penyusunnya yaitu dua molekul monosakarida. Polisakarida mempunyai susunan yang komplek dengan berat molekul besar.
Praktikum karbohidrat bertujuan untuk mengetahui sifat umum dan sifat khusus dari karbohidrat. Sifat fisik dilakukan dengan cara uji Kelarutan dan sifat kimia dilakukan dengan uji Fehling, uji Benedict, uji Asam Pikrat.
Pada uji Kelarutan setiap sampel ditambah air, sedangkan pada uji kimia seriap sampel ditambah pereaksi sesuai dengan uji yang digunakan.
B.     TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan dari praktikum karbohidrat agar mengetahui sifat umm dan sifat khusus dari karbohidrat. Sedangkan manfaat dari praktikum karbohidrat adalah praktikan dapat mengetahui lebih dekat mengenai karbohidrat mulai dari sifat dan klasifikasinya dari yang umum sampai ke yang khusus.

C.    MATERI DAN METODE
C.1. Materi
Praktikum kimia dasar dengan materi karbohidrat dilakukan pada hari Minggu tanggal 28 Oktober 2012 pukul 07.00-09.00 di Laboratorium Fisiologi dan Biokimia Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang.
Alat yang digunakan dalam praktikum karbohidrat antara lain pipet tetes yng berfungsi untuk mengambil suatu larutan, tabung reaksi yang berfungsi untuk tempat mereaksi suatu larutan, rak tabung berfungsi untuk meletakkan tabung reaksi, penjepit untuk menjepit tabung reaksi saat dipanaskan, gelas beker sebagai tempat larutan dan kaki tiga serta bunsen.
Bahan yang digunakan dalam praktikum karbohidrat yaitu kertas lakmus, glukosa, laktosa, maltosa, sirup, sukrosa, fruktosa, madu, larutan iodine, natrium hidroksida 10%, natrium karbonat, etanol 75%, fehlng A, fehling B, asam pikrat, HCl pekat, H2SO4 pekat, HNO3 pekat, pereaksi benedict, dan pereaksi molish serta pereaksi tollens.
C.2. Metode
C.2.1. Uji Kelarutan
Menyiapkan tujuh tabung reaksi. Kemudian masukkan glukosa, fruktossa, madu, laktosa, maltosa, sirup dan sukrosa. Selanjutnya menambahkan 10 tetes aquades ke setiap tabung reaksi. Selanjutnya kita tutup dengan jari dan menggojognya dengna baik. Membandingkan kelarutan masing-masing karbohidrat dan mencatat dalam lembar pengamatan.
C.2.2. Uji Fehling
Menyiapkan tujuh tabung reaksi dan mengisi berturut-turut 10 tetes larutan laktosa, fruktosa, sukrosa, glukosa, maltosa, madu, sirup,. Kemudin masing-masing tabung reaksi di isi 5 tetes Fehling A dan Fehling B. Setelah itu mengojog tabung reaksi dengan baik. Selanjutnya memanaskan masing-masing tabung reaksi dengan menjepit tabung reaksi menggunakkn penjepit. Pemanasan dilakukan selama beberapa menit. Kemudian mengamati perubahan yang terjadi dan mencatatnya dilembar pengamatan.
C.2.3. Uji Benedict
Menyiapkan enam tabung reaksi, secara berturut-turut memasukkan 10 tetes larutan glukosa 2%, fruktosa, maltosa, laktosa, sukrosa dan madu ke dalam tabung reaksi. Kemudian menambahkan 10 tetes pereaksi benedict ke dalam seiap tabung reaksi dan menggojognya. Selanjutnya memanaskan masing-masing tabung reaksi dengan menjepit tabung reaksi menggunakkn penjepit. Pemanasan dilakukan selama beberapa menit. Kemudian mengamati perubahan yang terjadi dan mencatatnya dilembar pengamatan.
C.2.4. Uji Asam Pikrat
Menyiapkan tujuh tabung reaksi, secara berturut-turut memasukkan 10 tetes larutan glukosa 2%, fruktosa, maltosa, laktosa, sukrosa, sirup dan madu ke dalam tabung reaksi. Kemudian menambahkan lartan asam pikrat jenuh dan sodium karbonat ke dalam seiap tabung reaksi dan menggojognya. Selanjutnya memanaskan masing-masing tabung reaksi dengan menjepit tabung reaksi menggunakkn penjepit. Pemanasan dilakukan selama beberapa menit. Kemudian mengamati perubahan yang terjadi dan mencatatnya dilembar pengamatan.

D.    PEMBAHASAN
D.1. Uji Kelarutan
Hasil uji kelarutan mengenai sifat fisik karbohidrat diperoleh sebagai berikut.
              Tabel 1. Hasil Pengukuran Uji Kelarutan
Sampel
Warna
Bentuk
Keterangan
Glukosa
Fruktosa
Laktosa
Sukrosa
Madu
Sirup
Jernih
Jernih
Jernih
Jernih
Jernih
Jernih
Larutan
Larutan
Larutan
Larutan
Larutan
Larutan
Larut dalam air
Larut dalam air
Larut dalam air
Larut dalam air
Larut dalam air
Larut dalam air
                Sumber: Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2012.
Berdasarkan praktikum uji kelarutan diperoleh hasil bahwa glukosa, fruktosa, madu, laktosa, sirup dan sukrosa larut dalam air ketiak ditambah dengan aquades dan warnanya menjadi jernih. Hal ini membuktikan bahwa sampel mengandung karbohidrat karena karbohidrat mudah larut dalam air. Hal ini sesuai dengan pendapat Fessenden dan Fessenden (1997) bahwa karbohidrat mudah larut dalam air. Selain itu, hasil dari praktikum juga menunujkkan bahwa semua sampel merupakan gugus monosakarida. Hal ini sesuai dengan pendapat Hawab (2003), yang menyatakan bahwa suatu senyawa karbohidrat biasanya diakhiri dengan kata sakarida yang berati gula.

D.2. Uji Fehling
Hasil uji fehling mengenai sifat mereduki karbohidrat diperoleh sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil PengukuranUji  Fehling
Sampel
Reaksi (+/-)
Keterangan
Laktosa
Sukrosa
Glukosa
Fruktosa
Maltosa
Madu
Sirup 2%
+
-
+
+
+
+
+
Orange (terdapat endapan)
Tetap
Merah bata (terdapat endapan)
Merah bata (terdapat endapan)
Merah bata (terdapat endapan)
Merah bata (terdapat endapan)
Merah bata (terdapat endapan)
Sumber: Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2012.
Berdasarkan praktikum uji fehling diperoleh hasil bahwa, bila fehling A dan fehling B dicampur akan berwarna biru. Pada praktikum uji fehling sampel membentuk endapan merah bata kecuali sukrosa. Hal ini sesuai pendapat Fessenden dan Fessenden (1997) bahwa reaksi positif menghasilkan endapan merah bata. Endapan merah bata itu terbentuk setelah sampel diberi pereaksi fehling dan dipanaskan selama beberapa menit. Hal ini sesuai pendapat Sumardjo (2009) bahwa pereaksi fehling dan karbohidrat pereduksi kemudian dipanaskan akan terjadi perubahan warna dari biru menjadi kemerah-merahan akhirnya terbentuk endapan merah bata.

D.3. Uji Benedict
Hasil uji Benedict mengenai sifat kimia karbohidrat diperoleh sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil PengukuranUji  Benedict
Sampel
Reaksi (+/-)
Keterangan
Glukosa 2%
Fruktosa
Sukrosa
Laktosa
Sirup
Maltosa
Madu
+
+
+
+
+
+
+
Warna merah bata (terdapat endapan)
Warna merah bata (terdapat endapan)
Warna merah bata (sedikit endapan)
Warna merah bata (terdapat endapan)
Warna merah bata (terdapat endapan)
Warna merah bata (terdapat endapan)
Warna merah bata (terdapat endapan)
Sumber: Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2012.
Berdasarkan praktikum uji benedict diperoleh hasil bahwa, sampel larutan karbohidrat mengalami perubahan warna setelah sampel benedict dan dipanaskan dari warna biru bening menjadi merah bata dan membentuk endapan. Hal ini sesuai pendapat Fessenden dan Fessenden (1997) bahwa reaksi positif menghasilkan endapan merah bata. Pendapat ini diperkuat oleh Sumardjo (2009) bahwa pereaksi benedict dan karbohidrat pereduksi kemudian dipanaskan akan terjadi perubahan warna dari biru menjadi kemerah-merahan akhirnya terbentuk endapan merah bata.
Seharusnya sukrosa bernilai negatif, namun pada praktikum ini sukrosa bernilai positif. Hal ini disebabkan oleh kesalahan saat praktikum seperti lama pemanasan larutan ata kondisi larutan sukrosa yang kurang baik karena penyimpanannya yang tidak tepat ataupun telah bereaksi dengan udara sekitarnya.


D.4. Uji Asam Pikrat
          Hasil uji Asam Pikrat mengenai sifat kimia karbohidrat diperoleh sebagai berikut.
Tabel 6. Hasil PengukuranUji  Asam Pikrat
Sampel
Reaksi (+/-)
Keterangan
Glukosa 2%
Fruktosa
Sukrosa
Laktosa
Sirup
Maltosa
Madu
+
+
               +
+
+
+
+
Warna merah
Warna merah
Warna merah
Warna merah
Warna merah
Warna merah
Warna merah
Sumber: Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2012.
Berdasarkan praktikum uji asam pikrat diperoleh hasil bahwa sampel yang telah ditambah asam pikrat dan dipanaskan membentuk warna merah bata dan membentuk endapan. Hal ini sesuai pendapat Fessenden dan fessenden (1997) bahwa reaksi yang positif akan menghasilkan endapan merah bata. Pendapat ini diperkuat oleh Sumardjo (2009) bahwa reaksi yang terjadi dalam uji asam pikrat adalah oksidasi karbohidrat pereduksi menjadi asam onat dan pereduksi asam pikrat yang berwarna kuning menjadi asam pikrat yang berwarna merah.

E.     SIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan bahwa pada ujimkelarutan sampel termask golongan monosakarida karena semua sampel mudah larut dalam air. Pada uji fehling laktosa, glukosa, fruktosa, maltosa, madu dan sirup bernilai positif sedangkan sukrosa bernilai negatif. Pada uji benedict dan asam pikrat semua sampel bernilai positif dengan membentuk endapan merah bata. Namn seharusnya pada percobaan uji benedict dan uji sam pikrat, skrosa bernilai negatif. Tapi pada praktikum bernilai positif. Hal ini disebabkan adanya kesalahan dalam lama pemanasan dan kondisi sukrosa yang kurang baik.

F.     DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, R.J. dan J.S. Fessenden. 1997. Kimia Organik. Erlangga:Jakarta.
Hawab, M. 2003. Pengantar Biokimia. Bayu media:Bogor
Sumardjo, D. 2009. Pengantar Kimia. Penerbit Buku Kedokteran:Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar