A.
PRINSIP
Protein
adalah senyawa organik yang molekulnya sangat besar dan susunannya sangat
kompleks serta merupakan polimer dari alfa asam-asam amino. Protein adalah
sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C,H,O dan N yang tidak
dimilki oleh lemak atau karbohidrat. Protein tersususn atas rangkaian asam
amino yang terikat satu sama lain melalui ikatan peptida. Molekul protein juga
mengandung fosfor, be;erang dan ada jenis protein yang mengandung unsur logam
seperti besi atau tembaga.
Praktikum
protein bertjuan untuk mengetahui bebrapa sifat umum maupun khusus dari protein
dengan cara Uji Biuret dengan mencampurkan sampel dengan NaOH 10 % dan Cu SO4
0,5%. Presipitasi dengan larutan garam logam berat (putih telur dan susu)
dengan mencampurkan sampel dengan FeCl3, CuSO4 dan HgCl2.
B.
TUJUAN
DAN MANFAAT
Tujuan
dari praktikum protein adalah untuk mengetahui beberapa sifat umum maupun
khusus dari protein. Sedangkan manfaat dari praktikum protein adalah agar
praktikum lebih mengetahui lebih dekat mengenai protein mulai dari sifat umum
sampai ke sifat khusus dari protein.
C.
MATERI
DAN METODE
C.1. Materi
Praktikum
kimia dasar dengan materi karbohidrat dilakukan pada hari Minggu tanggal 19
November 2012 pukul 11.00-13.00 di Laboratorium Fisiologi dan Biokimia Ternak
Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang.
Alat
yang digunakan dalam praktikum protein adalah tabung reaksi yang digunakan
untuk mereaksikan pereaksi dengan larutan, pipet tetes yang digunakan untk
mengambil larutan. Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum protein
adalah putih telur, susu, FeCl3, CuSO4 0,5%, HgCl2,
pekat, NaOH 10%.
C.2.
Metode
C.2.1.
Uji Biuret
Metode pertama pratikum protein uji biuret yaitu dengan langkah antara lain
yaitu menyiapkan tabung reaksi, mencampurkan 2 ml albumin telur dengan 2 ml
NaOH 10% dalam tabung reaksi, menambahkan dengan tepat 2 tetes larutan CuSO4
0,5% dan aduk sempurna. Reaksi positif jika terbentuk warna merah muda atau
ungu. Ulangi langkah kerja ini terhadap gelatin dan asam glutamat.
C.2.2.
Presipitasi dengan Larutan Garam Logam Berat
Metode kedua pratikum protein
presipitasi dengan larutan garam logam berat yaitu dengan langkah antara lain
yaitu menyediakan empat tabung reaksi yang bersih, dan isilah masing – masing dengan
larutan putih telur encer, menambahkan 15 tetes larutan FeCl3 dalam
tabung pertama, menambahkan 15 tetes larutan CuSO4 dalam tabung
kedua, menambahkan 15 tetes larutan HgCl2 dalam tabung ketiga, dan
menambahkan 15 tetes larutan PbCOOH dalam tabung keempat, mengamati dan
membandingkan warna endapan yang terbentuk, dan catat pada lembar pengamatan.
Ulangi langkah kerja ini dengan menggunakan larutan protein susu, sebagai
pengganti larutan putih telur.
D.
PEMBAHASAN
D.1. Uji Biuret
Berdasarkan
hasil praktikum yang telah dilakukan, hasil yang didapat dari praktikum adalah
sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Pengukuran
Uji Biuret
Sampel
|
Reaksi (+/-)
|
Keterangan
|
Putih telur
Susu
|
+
+
|
Terbentuk
warna ungu tua
Terbentuk
warna ungu muda
|
Sumber:
Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2012.
Uji Biret umumnya
dilakukan untuk mengetahui banyak sedikitnya ikatan peptida dalam molekul
protein yang diamati. Biuret yng digunakan adalah NaOH 10% dan CuSO4
0,5%. Berdasarkan praktikum Uji Biuret diperoleh hasil bahwa sampel yang
ditambah NaOH 10% dan CuSO4 0,5% menghasilkan warna ungu. Perubahan
warna membuktikan bahwa terjadi reaksi positif. Hal ini sesuai pendapat
Poedjiaji (1994) bahwa, larutan reaksi positif terhadap Uji Biuret. Pendapat
ini diperkuat oleh Bintang (2010) bahwa, warna kompleks ungu menunjukan adanya
protein.
Hasil ini menunjukan
bahwa asam amino dari rantai protein bereaksi dengan Cu2+ dari CuSO4
membentk garam, kemudian dengan penambahan NaOH menyebabkan reaksi bertambah
cepat. Hal ini sesuai pendapat bintang (2010) bahwa, ion Cu2+ dari
Pereaksi biuret dalam suasana basa akan beraksi dengan polipeptida atau
ikatan-ikatan peptida yang menyususn protein dan membentuk senyaa kompleks
berwarna ungu.
D.2.1. Presipitasi dengan Larutan
Garam Logam Berat (Putih Telur)
Berdasarkan
hasil praktikum yang telah dilakukan, hasil yang didapat
dari
praktikum adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Hasil Pengukuran
Uji Presipitasi dengan Larutan Garam Logam Berat (Putih Telur)
Sampel
|
Reaksi (+/-)
|
Keterangan
|
FeCl3
CuSO4
HgCl2
|
+
+
+
|
Bening menjadi orange, mengendap,
menggumpal
Bening menjadi biru, mengendap,
menggumpal
Bening menjadi putih keruh, mengendap,
menggumpal
|
Sumber:
Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2012.
Berdasarkan Praktikum
Uji presipitasi dengan larutan garam logam berat (putih telur) diperolrh hasil
bahwa menghasilkan reaksi positif dengan terbentuknya endapan pada semua
sampel. Ketika putih telur ditambah dengan larutan FeCl3 terbentuk
endapan orange. Ketiak putih telur ditambah dengan larutan CuSO4
terbentuk endapan berwarna biru. Ketika putih telur ditambah HgCl2 terbentuk
endapan putih keruh. Hal ini sesuai pendapat Sastrohamidjojo (2005) bahwa,
protein diendapkan atau mengalami “salted out” dari larutannya bila ditambah
dengan garam-garam anorganik (Na2SO4, NaCl) dan juga
dengan menggunakan zat-zat organik yang larut dalam air (alkohol,aseton).
Pendapat ini diperkuat oleh Iswari dan Ari (2007) bahwa, protein tidak stabil
terhadap beberapa faktor seperti pH, radiasi, temperatur, medium pelarut
organik (alkohol atau aseton) dan deterjen yang mengakibatkan protein mengalami
denaturasi.
D.2.2. Presipitasi
dengan Larutan Garam Logam Berat ( susu)
Berdasarkan
hasil praktikum yang telah dilakukan, hasil yang didapat
dari
praktikum adalah sebagai berikut :
Tabel
3. Hasil Pengukuran Uji Presipitasi dengan Larutan Garam
Logam Berat (Protein Susu)
Sampel
|
Reaksi (+/-)
|
Keterangan
|
FeCl3
CuSO4
HCl2
|
+
+
+
|
Putih menjadi
putih keruh, ada sedikit endapan
Putih menjadi
kebiruan, ada sedikit endapan
Putih menjadi
putih keruh, ada sedikit endapan
|
Sumber:
Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2012.
Berdasarkan Praktikum
Uji presipitasi dengan larutan garam logam berat (susu) diperolrh hasil bahwa
menghasilkan reaksi positif dengan terbentuknya endapan pada semua sampel.
Ketika susu ditambah dengan larutan FeCl3 terbentuk endapan putih
keruh. Ketika susu ditambah dengan larutan CuSO4 terbentuk endapan
kebiruan. Ketika putih susu ditambah HgCl2 terbentuk endapan putih.
Hal ini sesuai pendapat Sastrohamidjojo (2005) bahwa, protein diendapkan atau
mengalami “salted out” dari larutannya bila ditambah dengan garam-garam
anorganik (Na2SO4, NaCl) dan juga dengan menggunakan
zat-zat organik yang larut dalam air (alkohol,aseton). Pendapat ini diperkuat
oleh Iswari dan Ari (2007) bahwa, protein tidak stabil terhadap beberapa faktor
seperti pH, radiasi, temperatur, medium pelarut organik (alkohol atau aseton)
dan deterjen yang mengakibatkan protein mengalami denaturasi.
E.
KESIMPULAN
Berdasarkan
praktikum yang telah dilakukan bahwa pada Uji Biuret sampel menghasilkan raksi
positif dengan terbentuknya warna ungu yang membuktikan bahwa sampel yang
digunakan mempunyai banyak ikatan peptida. Pada Uji Presipitasi dengan larutan
garam logam berat (Putih Telur dan Susu) menghasilkan bahwa semua sampel
menghasilkan reaksi positif dengan terbentuknya endapan.
F.
DAFTAR
PUSTAKA
Bintang,
M. 2010 Biokimia Teknik Penelitian. Erlangga:Jakarta
Iswari,
R.S. dan ari Y. 2007. Biokimia. Graha Ilmu:Jakarta
Poedjiaji,
A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Universitas Indonesia Press:Jakarta
Sastrohamidjojo,
H. 2005. Kimia Organik Stereokimia, Karbohidrat, Lemak dan Protein. Gadjah Mada Press:Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar